OKU Timur, 05 November 2022. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Unuha mengadakan kegiatan seminar yang kali ini diberi nama Sekolah Jurnalistik Santri dengan tema “Bangun Pemuda Satukan Indonesia dengan Kecakapan Bahasa”. Tidak tanggung-tanggung, panitia dibawah bimbingan Bapak Yopi Novanda, M. A., menghadirkan dua orang pembicara yang berasal dari daerah Istimewa Yogyakarta. Pembicara pertama yaitu Ibu Wijil Rachmadani, M. Pd., merupak seorang presenter, host TV dan seorang aktris yang sudah cukup lama malang melintang di dunia hiburan. Pembicara kedua adalah Pak Rony K.
Beliau merupakan seorang penulis buku dan cerpen. Pada kesempatan seminar, Bu Wijil menegaskan bahwa banyak sekali hal yang dipelajari dalam bangku perkuliahan pada program studi Bahasa Indonesia sangat mendukung terhadap karir yang dia bangun.
Bu Wijil juga menjelaskan bahwa lokalitas sangat berperan dalam membentuk karakter dan ciri seseorang. Pembicara kedua berbicara bagaimana cara mudah menulis jurnalistik. Bahkan pembicara kedua sudah membuat peta terkait hal apa saja yang bisa menjadi fokus mahasiswanya ketika menulis, terutama terkait dengan mengangkat dan menceritakan tentang kearifan lokal dalam hal ini lokal daerah yaitu tentang Komering. Laporan jurnalis tentang Komering meliputi aspek budaya, bahasa, dan sastra. Paparan materi oleh kedua orang pembicara tersebut dilaksanakan secara virtual.
Pembicara ketiga dalam seminar tersebut merupakan salah satu dosen pada program studi PBSI yang juga mantan jurnalis pada harian Bengkulu Ekspres. Dalam kesempatan tersebut, beliau, yang biasa disapa pak Dedy, menegaskan bahwa sudah saat nya yang muda yang disebut dengan kaum milenial ini menyampaikan cerita kepada dunia dari hal yang paling sederhana yang ada disekitar melalui media yang paling mudah diakses, yaitu Facebook. Hal tersebut sebagai mana yang memang biasa beliau lakukan. Mulailah dari kata kemudian menjadi baris, kemudian menjadi paragraf sampai kemudian menjadi wacana yang utuh. Demikian beliau menutup sesi seminar.